Selasa, 15 Desember 2015

tugas 10 (Perbedaan Tarif Dasar & Promo dari Setiap Operator)

Hasil gambar untuk telkomsel
"Tarif Dasar"
SMS : Rp.150,-/sms
Voice : -Sesama Telkomsel
             Rp.700/menit
             -Operator Lain
             Rp900/menit
Data : Rp.3/KB

"Tarif Promo"
SMS : Mendapat gratis sms 100-800sms sesama telkomsel setelah memakai paket khusus.
Voice : Mendapat gratis telfon 100-800menit ke sesama telkomsel setelah memakai paket khusus.
Data : HaloFit 80 Smartphones Kuota 2GB


INDOSAT
"Tarif Dasar"
SMS : Rp.150,-/sms
Voice : - Rp. 700,-/ 30 Detik
             - untuk operator lain Rp.875 per/30 Detik
Data : Rp.1/KB

"Tarif Promo"
SMS : -Gratis sepuasnya setelah kirim 2 sms & pulsa di atas 2500
           -untuk operator lain mendapat 30 sms gratis
Voice : Gratis Kesesama Operator setelah pemakaian Rp.1500
Data : Prime Kuota 100rb mendapatkan kuota 2,5GB



XL

"Tarif Dasar"
SMS : Rp.150,-/SMS
Voice : 00:00 - 16:59 Rp50/Menit
            17:00 - 23:59 Rp125/Menit 
            Nelpon ke Operator Lain
            Rp 1000/Menit
Data : Rp 1/KB (Pembulatan pemakaian per 250KB)

"Tarif Promo"
SMS : Kirim 5 SMS Gratis 1000 SMS
Voice : Gratis 30-60menit kesesama operator setelah menelpon 16-25 menit.
Data : 600MB (+ BONUS 1.5GB)
Rp25.000 30 Hari


AXIS
"Tarif Dasar"
SMS : Rp.100,-/SMS
Voice : RP300 / 30 DETIK 
Data : Rp 2/KB

"Tarif Promo"
SMS : Gratis SMS ke sesama operator setelah kirim 5 sms
Voice : nelfon Rp. 2000 sms akan mendapatkan gratis telfon
Data : Rp500(dikenakan biaya Rp 500 setelah pemakaian Rp 1500 baru setelah itu mendapat sms gratis



TRI (3)
"Tarif Dasar"
SMS : Rp. 399,-
Voice : -Rp. 75,-/menit sesama operator 
             -Rp. 500,-/ menit untuk lain operator
Data : Rp. 1/KB

"Tarif Promo"
SMS : 10.000 sms/ hari & 100 sms ke operator lain
Data : 50 MB






















Senin, 07 Desember 2015

(Tugas 9) Wimax

Hasil gambar untuk wimax


Sebenernya Apa Sih Itu WiMax? 


    WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access dengan standar IEEE 802.16. WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX layak diaplikasikan untuk ‘last mile’ broadband connections, backhaul, dan high speed enterprise.
    Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah standar teknis yang bergabung di dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN.

Spektrum Frekuensi WiMAX 

    Sebagai teknologi berbasis Frekuensi (sinyal) kesuksesan WiMAX sangat bergantung pada ketersediaan dan kesesuaian spektrum frekuensi. Sistem wireless mengenal dua jenis band frekuensi yaitu Licensed Band dan Unlicensed Band
Licensed Band yaiut membutuhkan lisensi dari pusat misalnya karawang pengen bikin WiMax berarti harus daftar dulu ke pemerintah setempat. kalau Unlicensed Band ya kebalikannya tidak perlu ijin setempat ya pasang tinggal pasang aja tuh Wifi .
    WiMAX Forum menetapkan 2 band frekuensi utama pada certication profile untuk Fixed WiMAX (band 3.5 GHz dan 5.8 GHz), sementara untuk Mobile WiMAX ditetapkan 4 band frekuensi pada system profile release-1, yaitu band 2.3 GHz, 2.5 GHz, 3.3 GHz dan 3.5 GHz.
    Isu frekuensi Fixed WiMAX di band 3,3 GHz ternyata hanya muncul di negara-negara Asia. Hal ini terkait dengan penggunaan band 3,5 GHz untuk komunikasi satelit, demikian juga dengan di Indonesia. Band 3,5 GHz di Indonesia digunakan oleh satelit Telkom dan PSN untuk memberikan layanan IDR dan broadcast TV. Dengan demikian penggunaan secara bersama antara satelit dan wireless terrestrial (BWA) di frekuensi 3,5 GHz akan menimbulkan potensi interferensi terutama di sisi satelit. jadi ada tabrkan data antara proses broadcast tv & teknologi wimaxnya gan.

Elemen Perangkat WiMAX 

Elemen/ perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan asesoris lainnya.

Base Station (BS)

Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS terdiri dari:

NPU (networking processing unit card)
AU (access unit card)up to 6 +1
PIU (power interface unit) 1+1
AVU (air ventilation unit)
PSU (power supply unit) 3+1

Antena

Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani.

Subscriber Station (SS)

Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.


    oke sekarang udah tau gambaran singkatnya tentang WiMax dari pengertiannya, Frekuensi yang di pakai serta perangakt apa saja yang di pakai untuk menunjang WiMax. sekarang bagaimana dengan WiMax di Indonesia?

Bagaimana Dengan WiMax di Indonesia? 

WiMax Indonesia Sekarat 

    Pada November 2009 Pemerintah Indonesia menetapkan pemenang tender lisensi WiMAX untuk 15 zona secara nasional. Beberapa pemenang tender mundur hingga pada Agustus 2010 tinggal lima operator yang mengantongi lisensi tersebut, yaitu Telkom, Indosat Mega Media, Berca, Jasnita dan First Media. Dari lima operator tersebut baru First Media dan Berca yang telah menggelar WiMAX secara komersial. Sedangkan Telkom, Indosat dan Jasnita nampaknya ragu-ragu untuk melangkah lebih jauh.

    First Media telah menggelar WiMAX di wilayah Jabotabek dengan 10 BTS. Penjualan komersial telah dimulai awal 2011 dengan merk dagang Sitra. Pada November 2011 Sitra menyatakan telah mempunyai tujuh ribu pelanggan.

    Berca baru melakukan komersial pada Februari tahun ini dengan merk dagan WiGo. Jaringan WiGO tergelar di delapan kota yaitu Medan, Balikpapan, Batam, Denpasar, Makassar, Pekanbaru, Palembang, dan Pontianak. Sampai akhir tahun 2012 WiGO merencanakan 400 BTS WiMAX. Dalam lima tahun ke depan, WiGo menargetkan sejuta pelanggan.
Kenapa teknologi kandidat 4G ini tidak populer di Indonesia? Paling tidak ada tiga alasan penting seperti berikut.

  1. Pertama, kebijakan lisensi Fixed WiMAX. Pada awalnya lisensi yang ditender pemerintah adalah Fixed WiMAX. Padahal pada saat yang sama standar Mobile WiMAX telah diterbitkan dan siap komersial. Para pemegang lisensi nampak ragu-ragu menggelar Fixed WiMAX, kawatir layanannya tidak mampu bersaing dengan Mobile WiMAX yang tentu lebih digemari pasar. Meskipun belakangan sikap pemerintah melunak, dengan mengijinkan pemegang lisensi menggelar Mobile WiMAX, namun respon tersebut di anggap terlambat.
  2. Kedua, kebijakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Pemerintah mensyaratkan TKDN minimal 30 persen untuk perangkat dan 40 persen untuk base station. Maksud kebijakan tersebut sangat baik, yaitu membangkitkan industri lokal dan transfer teknologi. Sehingga munculah produsen perangkat lokal seperti TRD dan HARIFF serta pembuat chipset XIRKA. Namun konsekuensinya, harga perangkat menjadi relatif lebih mahal karena skala ekonominya yang terbatas.
  3. Ketiga, bayang – bayang LTE. Operator GSM sudah pasti akan menggelar LTE ketika lisensinya telah ditender pemerintah. Dengan jumlah pelanggan seluler yang telah mencapai 245 juta, penetrasi LTE tentu bakal meluas bahkan masif. Pada kondisi demikian, operator WiMAX menjadi semakin sulit bersaing melawan LTE. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
Oh ternyata yang menyebabkan teknologi WiMax tidak berkembang bukan saja karena dari segi finansial  tetapi  meliputi banyak hal. Seperti perangkat relatif lebih mahal karena skala ekonomi kita terbatas, Kebijakan Lisensi Wimax yang terlambat (karena pemerintah terkesan ragu-ragu)  serta kalah saing dengan teknologi LTE.

Masa Depan WiMAX Indonesia

    Sejak lisensinya di tender pemerintah tahun 2009 lalu, sampai saat ini baru First Media dan Berca yang menjual teknologi WiMAX secara komersial. Itu pun dengan jumlah pelanggan yang tidak signifikan. Lalu bagaimanakah nasib WiMAX ke depan?
Sebagai operator GSM, Indosat nampaknya batal menggelar WiMAX. Indosat diperkirakan akan lebih fokus mempersiapkan tender LTE untuk mempertahankan 50 juta pelangganya dari gempuran XL dan Telkomsel.

    Dari kelima operator pemegang lisensi, sebenarnya Telkom dan First Media yang paling potensial mengembangkan WiMAX. Telkom dapat memanfaatkan teknologi WiMAX untuk meng-upgrade jaringan Speedy maupun Flexi. Namun nampaknya Telkom punya pilihan lain. Mungkin Telkom memilih GPON untuk Speedy dan EVDO-LTE untuk Flexi.
Jika Telkom dan Indosat batal menggelar WiMAX, maka tinggallah Jasnita. Seandainya Jasnita jadi menggelar WiMAX, berarti ada tiga operator yang akan melanjutkan kiprah WiMAX di Indonesia, yaitu First Media, Berca dan Jasnita. Dari ketiganya, hanya Fisrt Media yang sudah punya pengalaman di industri telekomunikasi ritel.

    Perkembangan WiMAX dipastikan semakin sulit manakala LTE sudah komersial. Jika tahun depan pemerintah menggelar tender LTE, kemungkinan 2014 sudah mulai komersial. Dengan demikian momentum WiMAX sangat singkat, yaitu 2012 – 2014. Mampukah ketiga operator tersebut menggenjot penetrasi WiMAX dalam dua tahun ke depan?        
Pada kondisi demikian, nampaknya perkembangan WiMAX tidak mungkin berlari cepat. Karenanya wajar jika Berca hanya menargetkan sejuta pelanggan dalam lima tahun ke depan. Teknologi WiMAX akan menjadi bonsai akibat LTE, layu sebelum sempat berkembang. Demikianlah siklus teknologi telekomunikasi, lahir berkembang dan akhirnya mati karena teknologi yang lebih diminati.


#sumber : https://sites.google.com/a/student.unsika.ac.id/gamer/semester-1